infaq

Anda dapat memberikan Donasi/Infaq (untuk penerbitan buletin ini) melalui: BRI Syariah a.n. Ahmad Sukhaemi no. rek. 1014442916

Jumat, 06 Desember 2013

MEWASPADAI SERANGAN SETAN

A.    IBLIS DAN SETAN

Iblis adalah pembesar para setan. Dia merupakan dari golongan Jin yang diciptakan dari api, bukan dari golongan Malaikat. Allah Ta’ala berfirman, artinya: “Dia menciptakan Jin dari nyala api tanpa asap” (QS. Ar-Rahman : 15). Dan juga berfirman, artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat : “sujudlah kamu kepada Adam, maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) Jin” (QS.AL-Kahfi: 50). Nama setan ditujukan kepada Iblis dan pengikut–pengikutnya dari golongan Jin dan manusia.

Setan adalah musuh yang abadi bagi anak cucu Adam sampai hari kiamat. Tidak boleh bagi kita menjadikannya sebagai sekutu atau teman setia. Barang siapa yang menjadikan setan sebagai teman di dunia maka Ia akan menjadi temannya di neraka. Firman Allah, artinya: “Sungguh setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. Fathir : 6).

Genderang permusuhan antara setan dan bani Adam dimulai sejak terusirnya Iblis dari surga karena congkak dan sombong ketika diperintah untuk sujud kepada nabi Adam.

Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita tentang sikap Iblis, firman Allah, artinya : “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu? Iblis menjawab: “Aku lebih baik dari Dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan Dia dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12).

Akibat dari sikap sombong yang ada dalam diri Iblis Allah mengusirnya dari surga. Allah berfirman, yang artinya: “Maka turunlah kamu darinya (surga), karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah sesunggguhnya kamu termasuk makhluk yang hina”. (QS. Al- A’raf: 13).

B.     SUMPAH PERMUSUHAN

Ketika Allah mengusir Iblis dari surga dan menjauhkannya dari rahmatNya ada sebuah permintaan yang diajukan. Iblis meminta kepada Allah agar menangguhkan kematiannya sampai hari kiamat tiba. Allah pun mengabulkan permintaan Iblis. Allah berfirman, artinya: “Ia (Iblis) berkata: 'ya Tuhanku,(kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari manusia dibangkitkan.' Allah berfirman: '(baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan sampai hari yang telah ditentukan (kiamat)' ”. (QS. Al-Hijr: 36-38).

Ketika sudah ada keputusan yang mutlak dari Allah Iblis berjanji akan menyesatkan dan menjauhkan anak cucu Adam dari jalan Allah. Dan sejak saat itu Iblis sudah punya rencana yang matang. Allah menceritakan hal tersebut dalam firmanNya, artinya: “Ia ( Iblis ) berkata: “Wahai Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hambaMu yang terpilih di antara mereka”. (QS. Al-Hijr: 39-40).

Dari pernyataan Iblis di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa Iblis dan bala tentaranya mempunyai tujuan menyesatkan manusia dan menjauhkan mereka dari jalan yang lurus, kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih. Dan Allah sudah mengingatkan kepada kita tentang hal itu. FirmanNya, artinya: “Wahai anak cucu Adam janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka”.(QS. Al-A’raf : 27)

C.    RENCANA DAN PERSIAPAN

Iblis dan bala tentaranya mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan untuk menyesatkan manusia. Layaknya sebuah peperangan maka di sana ada panglima, pasukan, strategi dan tata aturan yang dibuat Iblis. Ini semua dilakukan untuk mempermudah langkah Iblis untuk memuluskan tujuan yang akan dicapai.

Panglima perang adalah Iblis, pasukannya adalah setan-setan dari golongan jin dan manusia. Allah Ta’ala berfirman, artinya : “Maka mereka (sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat. Dan bala tentara Iblis semuanya”. (QS. Asy-Syu’ara: 94-95). Dan setiap pasukan Iblis mempunyai kecintaan terhadapnya dan berusaha untuk taat dan mencapai keridhoaannya. Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan: (Dan bala tentara Iblis semuanya) dari golongan manusia dan jin yang Iblis serukan untuk berbuat kemaksiatan, dan dikuasai olehnya dengan perbuatan syirik dan ketidakimanan mereka. Kemudian mereka menjadi penyeru-penyeru Iblis dan berusaha dalam mencapai keridhoannya. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman)

Iblis mempunyai satuan pasukan (brigade) yang diutus untuk menjalankan misinnya. Dan menyerang secara tiba-tiba ketika manusia berada dalam kelengahan. Dan menyebar fitnah di tengah-tengah manusia. Dari Jabir -Radhiyallahu ‘anhu- Ia berkata: Aku mendengar Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya singgasana Iblis berada di atas lautan. Kemudian mengutus satuan pasukannya lalu menyebar fitnah di tengah-tengah manusia. Yang paling mulia di antara mereka di sisi Iblis adalah yang paling besar fitnahnya”. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam shohih muslim no.2813)

D.    JERAT-JERAT SETAN

Dalam rangka menyesatkan bani Adam dari jalan yang lurus, setan mempersiapkan cara dan jerat-jerat. Ada enam tingkatan jerat  yang dipasang setan untuk menjerat bani Adam sebagaimana yang diterangkan para ulama, yaitu :

Pertama : setan akan berupaya menjerumuskan bani Adam ke lembah kekafiran atau kesyirikan. Sesungguhnya setan berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan anak cucu Adam untuk berbuat kekafiran atau kesyirikan, karena Ia telah putus asa dari rahmat Allah dan telah divonis kekal di neraka jahannam. Setan sangat gembira apabila melihat anak cucu Adam menyekutukan Allah. Maka kita bisa melihat beberapa di antara kaum muslimin terjerat kedalam kesyirikan dan kekufuran seperti menyembelih ditujukan kepada selain Allah. Namun bila bani Adam selamat dari jebakan ini setan akan menggunakan cara berikutnya.

Kedua : setan akan berusaha menjatuhkan bani Adam ke lembah bid’ah sehingga ia mengamalkan bid’ah dan menjadi ahlil bid’ah. Bid’ah kalau sudah menjangkiti seorang muslim maka sangat sulit untuk terlepas darinya dikarenakan ia menganggap baik perbuatan tersebut. Setan sangat lihai untuk membisikan kepada ahli ibadah yang tidak punya ilmu untuk melakukan kebid’ahan. Namun bila bani Adam termasuk ahli sunnah dan tidak mampu diperdaya, maka setan akan menggunakan cara berikutnya.

Ketiga : setan akan menggoda bani Adam untuk melakukan dosa-dosa besar dan menganggapnya remeh. Dosa-dosa besar adalah dosa yang diancam pelakunya oleh Allah masuk neraka (kalau tidak bertaubat ) atau mendapatkan hukuman ( had ) di dunia. Di antara dosa besar adalah syirik, sihir, membunuh seseorang, riba, memakan harta anak yatim, lari dalam peperangan, dan menuduh wanita baik-baik berzina. Namun bila Allah menjaganya, maka setan akan menggoda dengan cara lain.

Keempat : setan akan menggoda bani Adam untuk melakukan dosa-dosa kecil dan menganggapnya remeh. Setan akan senang apabila dosa-dosa kecil sudah dianggap remeh oleh manusia.Sehingga ketika dosa-dosa kecil dianggap remeh oleh manusia maka begitu mudahnya melakukan dosa kecil. Dosa-dosa kecil apabila dilakukan terus menerus maka akan menumpuk menjadi besar. Kalau tidak bisa dengan cara ini maka setan akan menggoda dengan cara lain.

Kelima : setan akan menyibukkan bani Adam dengan perkara mubah sehingga mereka lalai dari perkara pokok. Mungkin manusia bisa terlepas dari dosa besar dan dosa kecil. Akan tetapi, ada di antara manusia terjerat dengan menyibukkan diri dengan perkara-perkara yang  mubah sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia. Kalau sekiranya tidak berlebih-lebihan dengan perkara yang mubah maka banyak waktu untuk melakukan ibadah yang bernilai pahala.Namun bila bani Adam selamat dari perangkap ini, maka setan akan menggunakan cara yang terakhir.

Keenam : setan akan menyibukkan bani Adam dengan amalan yang rendah nilai pahalanya, misalnya dia menyibukkan bani Adam dengan amal sunnah sehingga melalaikannya dari amal wajib. Ada yang semalam suntuk qiyamullail akan teapi ketika sholat shubuh kesiangan. Ada yang berpuasa Sunnah akan tetapi ia merasa lemah sehingga tidak bisa mencari nafkah. Demikian seterusnya (Madakhilus Syaithon‘alas shalihin)

E.     MENANGKAL SERANGAN SETAN

Di akhir pembahasan ini kami sebutkan beberapa cara untuk menyelamatkan diri dari cengkeraman, godaan dan jebakan-jebakan setan yang tertulis dalam kitab Madakhilus Syaithon ‘alas Shalihin, yaitu:

1. Beriman kepada Allah Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Allah berfirman, artinya: “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-Nya.” (An-Nahl :99)

2. Menuntut ilmu syar’i dari sumber dan pemahaman yang benar karena dengan ilmu ini kita terbimbing kepada jalan yang lurus dan mampu menepis sekian banyak perangkap setan yang dipasang untuk menjerat kita.

3. Mengokohkan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,artinya: “Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka.” (Al-Hijr :40)

4. Membentengi dengan dzikrullah dan isti’adzah (memohon perlindungan) kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman, artinya: “Dan jika kamu ditimpa godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (Al-A’raf: 200)

Kita harus membentengi diri kita dengan dzikir pagi dan petang.Membaca Ayat kursi,surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas ketika hendak tidur. Dan hendaklah kita senantiasa membaca doa ketika akan melakukan sesuatu sesuai yang diajarkan oleh Nabi -shollallahu ‘alaihi wa sallam- dan ditulis oleh ulama dalam buku-buku doa dan dzikir.

Wallahu a’lam bishowab
Ust. Lukman Fauzi, Lc

Sumber Rujukan:
1. Tafsir As-Sa’di: Taisir Al-karim Ar-Rahman fi tafsiri kalami Al-Mannan karya Syaikh Abdurrohman ibnu nashir As-Sa’di
2.   Madakhilus Syaithon‘alas shalihin Karya DR.Abdullah Al-khothir