A.
IBLIS DAN SETAN
Iblis adalah
pembesar para setan. Dia merupakan dari golongan Jin yang diciptakan dari api,
bukan dari golongan Malaikat. Allah Ta’ala berfirman, artinya: “Dia
menciptakan Jin dari nyala api tanpa asap” (QS. Ar-Rahman : 15). Dan juga
berfirman, artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat
: “sujudlah kamu kepada Adam, maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah
dari (golongan) Jin” (QS.AL-Kahfi: 50). Nama setan ditujukan kepada Iblis
dan pengikut–pengikutnya dari golongan Jin dan manusia.
Setan adalah
musuh yang abadi bagi anak cucu Adam sampai hari kiamat. Tidak boleh bagi kita
menjadikannya sebagai sekutu atau teman setia. Barang siapa yang menjadikan
setan sebagai teman di dunia maka Ia akan menjadi temannya di neraka. Firman Allah,
artinya: “Sungguh setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh,
karena sesungguhnya setan hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. Fathir : 6).
Genderang
permusuhan antara setan dan bani Adam dimulai sejak terusirnya Iblis dari surga
karena congkak dan sombong ketika diperintah untuk sujud kepada nabi Adam.
Allah
Ta’ala mengabarkan kepada kita tentang sikap Iblis, firman Allah, artinya :
“Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika
Aku menyuruhmu? Iblis menjawab: “Aku lebih baik dari Dia. Engkau ciptakan aku
dari api, sedangkan Engkau ciptakan Dia dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12).
Akibat dari
sikap sombong yang ada dalam diri Iblis Allah mengusirnya dari surga. Allah
berfirman, yang artinya: “Maka turunlah kamu darinya (surga), karena kamu tidak sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah sesunggguhnya kamu termasuk makhluk
yang hina”. (QS. Al- A’raf: 13).
B.
SUMPAH PERMUSUHAN
Ketika Allah mengusir Iblis dari surga dan menjauhkannya dari
rahmatNya ada sebuah permintaan yang diajukan. Iblis meminta kepada Allah agar
menangguhkan kematiannya sampai hari kiamat tiba. Allah pun mengabulkan
permintaan Iblis. Allah berfirman, artinya: “Ia (Iblis) berkata: 'ya
Tuhanku,(kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari manusia
dibangkitkan.' Allah berfirman: '(baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang
diberi penangguhan sampai hari yang telah ditentukan (kiamat)' ”. (QS. Al-Hijr:
36-38).
Ketika sudah ada keputusan yang mutlak dari Allah Iblis berjanji
akan menyesatkan dan menjauhkan anak cucu Adam dari jalan Allah. Dan sejak saat
itu Iblis sudah punya rencana yang matang. Allah menceritakan hal tersebut
dalam firmanNya, artinya: “Ia ( Iblis ) berkata: “Wahai Tuhanku, oleh
karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka
semuanya. Kecuali hamba-hambaMu yang terpilih di antara mereka”. (QS. Al-Hijr:
39-40).
Dari pernyataan Iblis di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa
Iblis dan bala tentaranya mempunyai tujuan menyesatkan manusia dan menjauhkan
mereka dari jalan yang lurus, kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih. Dan
Allah sudah mengingatkan kepada kita tentang hal itu. FirmanNya, artinya:
“Wahai anak cucu Adam janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana
halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan
menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya
dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka”.(QS. Al-A’raf : 27)
C.
RENCANA DAN PERSIAPAN
Iblis dan bala tentaranya mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan
untuk menyesatkan manusia. Layaknya sebuah peperangan maka di sana ada panglima,
pasukan, strategi dan tata aturan yang dibuat Iblis. Ini semua dilakukan untuk
mempermudah langkah Iblis untuk memuluskan tujuan yang akan dicapai.
Panglima perang adalah Iblis, pasukannya adalah setan-setan dari
golongan jin dan manusia. Allah Ta’ala berfirman, artinya : “Maka mereka
(sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat.
Dan bala tentara Iblis semuanya”. (QS. Asy-Syu’ara: 94-95). Dan setiap pasukan
Iblis mempunyai kecintaan terhadapnya dan berusaha untuk taat dan mencapai
keridhoaannya. Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan: (Dan bala tentara
Iblis semuanya) dari golongan manusia dan jin yang Iblis serukan untuk berbuat kemaksiatan,
dan dikuasai olehnya dengan perbuatan syirik dan ketidakimanan mereka. Kemudian mereka menjadi penyeru-penyeru Iblis
dan berusaha dalam mencapai keridhoannya. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman)
Iblis mempunyai satuan pasukan (brigade) yang diutus untuk
menjalankan misinnya. Dan menyerang secara tiba-tiba ketika manusia berada
dalam kelengahan. Dan menyebar fitnah di tengah-tengah manusia. Dari Jabir -Radhiyallahu ‘anhu- Ia berkata: Aku mendengar Nabi Shollallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Sesungguhnya singgasana Iblis berada di atas lautan. Kemudian
mengutus satuan pasukannya lalu menyebar fitnah di tengah-tengah manusia. Yang
paling mulia di antara mereka di sisi Iblis adalah yang paling besar
fitnahnya”. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam shohih muslim no.2813)
D.
JERAT-JERAT SETAN
Dalam rangka menyesatkan bani Adam
dari jalan yang lurus, setan mempersiapkan cara dan jerat-jerat. Ada enam
tingkatan jerat yang dipasang setan
untuk menjerat bani Adam sebagaimana yang diterangkan para ulama, yaitu :
Pertama : setan akan berupaya menjerumuskan
bani Adam ke lembah kekafiran atau kesyirikan. Sesungguhnya setan berusaha
dengan sekuat tenaga menggelincirkan anak cucu Adam untuk berbuat kekafiran
atau kesyirikan, karena Ia telah putus asa dari rahmat Allah dan telah divonis
kekal di neraka jahannam. Setan sangat gembira apabila melihat anak cucu Adam
menyekutukan Allah. Maka kita bisa melihat beberapa di antara kaum muslimin
terjerat kedalam kesyirikan dan kekufuran seperti menyembelih ditujukan kepada
selain Allah. Namun bila bani Adam selamat dari jebakan ini setan akan
menggunakan cara berikutnya.
Kedua : setan akan berusaha menjatuhkan
bani Adam ke lembah bid’ah sehingga ia mengamalkan bid’ah dan menjadi ahlil
bid’ah. Bid’ah kalau sudah menjangkiti seorang muslim maka sangat sulit untuk
terlepas darinya dikarenakan ia menganggap baik perbuatan tersebut. Setan
sangat lihai untuk membisikan kepada ahli ibadah yang tidak punya ilmu untuk
melakukan kebid’ahan. Namun bila bani Adam termasuk ahli sunnah dan tidak mampu
diperdaya, maka setan akan menggunakan cara berikutnya.
Ketiga : setan akan menggoda bani Adam untuk
melakukan dosa-dosa besar dan menganggapnya remeh. Dosa-dosa besar adalah dosa
yang diancam pelakunya oleh Allah masuk neraka (kalau tidak bertaubat ) atau
mendapatkan hukuman ( had ) di dunia. Di antara dosa besar adalah
syirik, sihir, membunuh seseorang, riba, memakan harta anak yatim, lari dalam
peperangan, dan menuduh wanita baik-baik berzina. Namun bila Allah menjaganya,
maka setan akan menggoda dengan cara lain.
Keempat : setan akan menggoda bani Adam untuk
melakukan dosa-dosa kecil dan menganggapnya remeh. Setan akan senang apabila
dosa-dosa kecil sudah dianggap remeh oleh manusia.Sehingga ketika dosa-dosa
kecil dianggap remeh oleh manusia maka begitu mudahnya melakukan dosa kecil.
Dosa-dosa kecil apabila dilakukan terus menerus maka akan menumpuk menjadi
besar. Kalau tidak bisa dengan cara ini maka setan akan menggoda dengan cara
lain.
Kelima : setan akan menyibukkan bani Adam
dengan perkara mubah sehingga mereka lalai dari perkara pokok. Mungkin manusia
bisa terlepas dari dosa besar dan dosa kecil. Akan tetapi, ada di antara
manusia terjerat dengan menyibukkan diri dengan perkara-perkara yang mubah sehingga banyak waktu yang terbuang
sia-sia. Kalau sekiranya tidak berlebih-lebihan dengan perkara yang mubah maka
banyak waktu untuk melakukan ibadah yang bernilai pahala.Namun bila bani Adam
selamat dari perangkap ini, maka setan akan menggunakan cara yang terakhir.
Keenam : setan akan menyibukkan bani Adam
dengan amalan yang rendah nilai pahalanya, misalnya dia menyibukkan bani Adam
dengan amal sunnah sehingga melalaikannya dari amal wajib. Ada yang semalam
suntuk qiyamullail akan teapi ketika sholat shubuh kesiangan. Ada yang
berpuasa Sunnah akan tetapi ia merasa lemah sehingga tidak bisa mencari nafkah. Demikian
seterusnya (Madakhilus Syaithon‘alas shalihin)
E. MENANGKAL SERANGAN SETAN
Di akhir pembahasan ini
kami sebutkan beberapa cara untuk menyelamatkan diri dari cengkeraman, godaan
dan jebakan-jebakan setan yang tertulis dalam
kitab Madakhilus Syaithon ‘alas Shalihin, yaitu:
1. Beriman kepada Allah
Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Allah berfirman, artinya: “Sesungguhnya setan itu tidak ada
kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-Nya.”
(An-Nahl :99)
2. Menuntut ilmu syar’i
dari sumber dan pemahaman yang benar karena dengan ilmu ini kita terbimbing
kepada jalan yang lurus dan mampu menepis sekian banyak perangkap setan yang dipasang untuk
menjerat kita.
3. Mengokohkan
keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,artinya: “Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka.” (Al-Hijr
:40)
4. Membentengi dengan
dzikrullah dan isti’adzah (memohon perlindungan) kepada Allah. Allah Ta’ala
berfirman, artinya: “Dan jika kamu ditimpa godaan setan maka berlindunglah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (Al-A’raf: 200)
Kita harus membentengi diri kita dengan dzikir pagi dan
petang.Membaca Ayat kursi,surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas ketika hendak
tidur. Dan hendaklah kita senantiasa membaca doa ketika akan melakukan sesuatu
sesuai yang diajarkan oleh Nabi -shollallahu ‘alaihi wa sallam- dan ditulis oleh
ulama dalam buku-buku doa dan dzikir.
Wallahu a’lam bishowab
Ust. Lukman Fauzi, Lc
Sumber Rujukan:
1. Tafsir
As-Sa’di: Taisir Al-karim Ar-Rahman fi tafsiri kalami Al-Mannan karya Syaikh
Abdurrohman ibnu nashir As-Sa’di
2. Madakhilus
Syaithon‘alas shalihin Karya DR.Abdullah Al-khothir