Pada dasarnya seluruh makhluk Allah Ta’ala untuk mendatangkan
kemashlahatan bagi diri mereka dan menolak segala bahaya yang menimpa mereka, baik dalam urusan
agama maupun urusan duniawi.
Allah berfirman,artinya : “ Wahai manusia kalianlah yang butuh kepada
Allah, dan Dialah yang maha kaya ( tidak memerlukan sesuatu ) lagi Maha
Terpuji.” ( QS.Fathir : 15 )
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata : “ Dalam ayat yang mulia ini Allah
memberitakan tentang kekayaan-Nya ( ketidakbutuhan-Nya )
dari selain-Nya, dan akan kefakiran seluruh makhluk serta ketundukannya di
hadapan Allah Ta’ala, mereka betul-betul butuh kepada Allah di seluruh gerakan
mereka dan di seluruh ketenangan mereka.”( Tafsir Al-Qur’anil Adzim 6/541)
Nabi menjelaskan begitu lemahnya manusia, begitu butuhnya mereka kepada Allah ta’ala
sampai perkara yang kelihatannya sangat sepele saja, harus mereka panjatkan
kepada Rabb semesta Alam ini.
Sahabat Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda : “
Hendaklah salah seorang di antara kalian memohon kepada Rabbnya seluruh
kebutuhannya sampai bahkan memohon tali sandalnya apabila terputus”. ( Riwayat
At-Tirmidzi no. 3607 dan 3608 beliau menghasankannya.lihat takhrij Jami’ul
Ushul 4/166 oleh syaikh Abdul Qodir Al-Arnauth )
Berkata Syaikh Sa’id bin wahf bin Ali Al-Qohthoni : “ Setiap orang
yang melakukan syarat-syarat doa, dan menjauhi semua penghalang terkabulnya
doa, melakukan adab-adab berdoa, mencari waktu dikabulkannya doa serta
tempat-tempat utama terkabulnya doa, maka dia akan tergolong orang –orang yang
doanya dikabulkan oleh Allah
Ta’ala.
Rasulullah telah menjelaskan dalam sunnahnya tentang mereka yang
allah kabulkan doa-doanya. Di antaranya:
1.
Doa
seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim yang jauh darinya.
Dari Ummu Darda’ Dia berkata kepada Shofwan : Apakah anda ingin
berhaji tahun ini? Aku ( Shofwan ) berkata : ya. Ummu Darda’ berkata : “
Berdoalah kepada Allah untuk kami agar
diberikan kebaikan, karena Rasulullah telah bersabda : “Doa seorang Muslim
untuk saudaranya yang tidak berada di dekatnya adalah dikabulkan. Di samping
kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya
dengan kebaikan malaikat tersebut berkata : amiin, dan bagimu serupa dengan
(doa) itu “( HR. Muslim 4/2094 no. 2733
)
2.
Doa
orang yang terdholimi
Ibnu Abbas menuturkan bahwa tatkala Rasulullah mengutus sahabat
Mu’adz bin Jabal pergi ke Yaman beliau berwasiat, salah satunya adalah : “ Dan
takutlah kamu terhadap doa orang yang terdholimi, karena sesunguhnya tidak ada
penghalang antara doanya dengan Allah Ta’ala”. ( HR. Bukhori no. 1395,2448 )
Ada beberapa kisah tentang hal ini, di antaranya adalah kisah Sa’ad
bin Abi Waqqosh dengan Abu Sa’dah ( Usamah bin Qotadah ), yaitu di saat orang
bertanya kepada Abu Sa’dah tentang Sa’ad. Maka Dia berkata : “ Sa’ad adalah orang yang tidak
ikut berjihad, dia tidak adil dalam membagi harta ghonimah dan tidak adil dalam
memutuskan perkara.”
Kemudian Sa’ad berkata : Demi Allah Aku akan berdoa dengan tiga
perkara : “ Ya Allah jika hambaMu itu berdusta melakukan ini karena riya’ dan
sum’ah ( agar dikenal orang ) maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah
kefakirannya, dan jadikanlah Ia sasaran fitnah”.
Doa belia dikabulkan.Di kemudian hari Abu Sa’dah ditanya,dia
berkata : “ Aku adalah orang tua yang terkena fitnah dan tertimpa doa Sa’ad.”
Abdul Malik ( perowi kisah ini ) berkata : “ Aku melihat Abu Sa’dah
berjatuhan kedua alis matanya ( terlalu tua ), dan ketika ada budak-budak
perempuan lewat di jalan dia akan meraba-meraba mereka dengan tangannya.” ( HR.
Bukhori 2/236 no.755, Muslim 1/334 no.453 )
3.
Doa
kebaikan dari orang tua untuk anaknya
4.
Doa
keburukan dari orang tua untuk anaknya
5.
Doa
Musafir
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : “ Ada tiga macam doa yang
dikabulkan , tidak ada keraguan di dalamnya : Doa orang terdholimi, doa
musafir, dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya.” ( At-Tirmidzi 4/314 no.
1905, 5/502/3448. Abu Dawud 2/89. Ibnu
Majah 2/1270 dihasankan oleh Al-Albani
dalam shohih Abu Dawud 1/286, shohih Tirmidzi 3/165 dan shohih Ibnu Majah 2/331
)
Dalam riwayat lain ada tambahan : “ Agar keburukan menimpa
anaknya.” ( Tirmidzi 5/502/3448 dan Ahmad 2/258 )
6.
Doa
orang yang berpuasa
7.
Doa
seorang pemimpin yang adil
8.
Doa
orang yang banyak berdzikir kapada Allah
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : “ Ada tiga kelompok
manusia yang tidak akan ditolak doa mereka : “ Orang yang berpuasa sampai dia
berbuka, seorang pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdholimi. Allah
mengangkat doanya ke atas awan dan membukakan pintu-pintu langit baginya, dan
Rabb berfirman : “ Demi kemulianKu sungguh Aku akan menolongmu walaupun nanti.”
(HR. Tirmidzi 5/578/3598 Dishohihkan Al-Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi
2/311 )
Dalam riwayat lain dinyatakan : “ Ada tiga orang yang tidak ditolak
doa-doa mereka : orang yang banyak berdzikir kepada Allah, doa orang yang
terdholimi, dan doanya pemimpin yang adil.” ( HR. Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab
2/399, dihasankan oleh Al-Albani dalam silsilah al-Ahadits Ash-Shohihah
3/212/1211 )
9.
Doa
anak sholih yang penuh bakti terhadap kedua orang tuanya
Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda : “ Apabila seorang manusia
meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak sholih yang selalu mendoakannya.” ( HR. Muslim 3/1255
)
Betapa dahsyatnya doa seorang yang penuh bakti kepada ibunya, sampai-sampai
Rasulullah memberitahukan dan memerintahkan sahabat yang mulia Umar bin Khothob
agar beliau minta didoakan olehnya. Dialah seorang Tabi’in yang mulia yaitu Uwais
bin ‘Amir Al-Qorni.
Rasulullah berpesan kepada Umar bin Khothob : “ Akan datang kepada
kalian Uwais bin ‘Amir bersama rombongan penduduk Yaman, kabilah Murod kemudian
dari Qorn.Dulu Dia berpenyakit kusta dan telah sembuh, kecuali tinggal sebesar
uang dirham. Dia memiliki seorang Ibu, diapun berbakti kepadanya. Kalau Ia
bersumpah dengan nama Allah niscaya Allah akan menepatinya. Maka jika kamu bisa
( wahai Umar ) agar dia memintakan ampunan untukmu, maka lakukanlah .” ( HR.
Muslim 4/1968, kitab fadhoilu Al-Shohabah, bab Fadhoil Uwais Al-Qorni no.2542 )
Termasuk dalam hal ini adalah hadits tentang tiga orang yang
terjebak dalam gua ( Ashhabul Ghor ) kemudian gua tersebut tertutup batu besar.
Salah seorang diantara mereka berkata : sungguh tidak ada yang bisa
menyelamatkan kalian dari batu besar melainkan dengan berdoa kepada Allah
dengan ( bertawassul ) amal-amal sholih kalian. Maka salah satu di
antara mereka berdoa dengan menyebut amal sholihnya berupa bakti kepada kedua
orang tuanya. Dan
doa-doa mereka terkabulkan.(HR.Bukhori no.3465,Muslim : 4/2099 )
10. Doa orang yang tertimpa musibah bila berdoa dengan doa yang dicontohkan
oleh Rasulullah
Dari Ummu Salamah berkata : Aku mendengar Nabi bersabda : Tidaklah
seorang hamba ditimpa suatu musibah kemudian ia berdoa :
إنَّا لِلّهِ وَ إِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ , اَللَّهُمَّ اْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَ أَخْلِفْ لِيْ
خَيْرًا مِنْهَا
( Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan
hanya kepada Allah Kami kembali.Ya Allah berilah pahala untukku dari musibahku
( ini ). Dan berilah ganti bagiku dengan yang lebih baik darinya)
Melainkan Allah akan memberikan pahala dari musibahnya, dan memberi
ganti dengan yang lebih baik baginya. Maka di saat Abu Salamah wafat, aku
mengucapkan seperti apa yang Beliau perintahkan kepadaku. Kemudian Allah telah
memberikan ganti bagiku dengan yang lebih baik dari Abu Salamah yaitu
Rasululullah.( HR. Muslim 2/632/918 )
11. Doa orang yang melakukan Ibadah Haji
12. Doa orang yang melakukan Umroh
13. Doa orang yang berperang di jalan Allah
Dari Ibnu Umar , Nabi bersabda :
“ Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji, dan
berumroh adalah delegasi Allah. Dia telah menyeru mereka dan mereka
memenuhinya. Dan
Mereka meminta kepada Allah maka Allah memberi mereka.” ( HR.Ibnu majah 2893,
dihasankan oleh Al-Albani dalam Shohih Ibnu Majah 2/149, silsilah Ash-Shohihah
4/433/182 )
Semoga kita termasuk di antara mereka yang doa-doanya terkabulkan
oleh Allah ‘Azza Wa Jalla.Amiin Ya Mujibassailin.
Wallahu a’lam bi showab
Ust.
Abu ukasyah Miftah Abdussalam
Sumber Rujukan :
1.
Syuruth
Al-Du’a wa Mawaani’ Al-Ijabah fii Dhoui Al-Kitab Wa as-sunnah karya DR. Sa’id
bin Ali Wahf Al-Qohthoni
2. Tafsir
Ibnu Katsir