infaq

Anda dapat memberikan Donasi/Infaq (untuk penerbitan buletin ini) melalui: BRI Syariah a.n. Ahmad Sukhaemi no. rek. 1014442916

Jumat, 10 Januari 2014

YA RASULALLAH KAMI CINTA PADAMU


Syaikhul Islam rahimahullah menyatakan: “ Cinta kepada Rasulullah termasuk kewajiban terbesar dalam agama”. (Ar-Radd ‘alal Akhna’i : 231). Tidak sempurna iman seorang hamba kecuali dengannya.

Allah telah menggandengkan kecintaan kepada Rasulullah dengan kecintaan kepada-Nya serta menjadikan ancaman terhadap orang yang mengutamakan kecintaan kepada segala sesuatu yang – menurut tabiat- dicintainya, baik karib kerabat, harta benda, tanah air, maupun yang lainnya daripada kecintaan kepada-Nya dan Rasul-Nya.


Allah berfirman, yang artinya : 

Katakanlah, Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” 
(QS. At-Taubah: 24)

Al-Qadhi ‘Iyadh menjelaskan, “Ayat yang mulia ini cukup menjadi anjuran dan bimbingan serta hujjah untuk mewajibkan mencintai Beliau dan kelayakan Beliau untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Karena itu, Allah menegur kepada orang yang menjadikan harta, keluarga, anaknya lebih dicintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta mengancam mereka dengan firman-Nya, yang artinya: “Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Pada akhir ayat, Allah menamakan mereka sebagai orang fasik serta memberitahukan bahwa mereka termasuk sesat dan tidak mendapatkan petunjuk Allah. (Huququn Nabi : 1/301/302)

Allah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk mencintai Rasulullah melebihi dirinya sendiri,bahkan mengalahkan kecintaannya kepada seluruh insan selain Beliau, siapapun dia. Disebutkan dalam sabda Beliau yang artinya : “ Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan Aku lebih ia cintai dari pada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia. (HR. Bukhori : 15, Muslim : 70) Imam Ibnu Baththal menerangkan: Maknanya, bahwa barang siapa yang sempurna imannya, maka ia mengetahui bahwa hak Nabi atas dirinya lebih besar dari pada hak ayahnya, anaknya, dan semua manusia (yang lain), karena melalui Beliau itulah kita dapat selamat dari api neraka dan diberi petunjuk dari kesesatan. 
(Syarhu Shohih Muslim Lin-Nawawi : 2/14 )

Hakekat Cinta Rasulullah                                                                               

Cinta Rasulullah merupakan bagian dari cinta kepada Allah. Cinta Kepada Allah menuntut konsekuensi mencintai semua yang Allah cintai. Dan Allah mencintai Nabi dan kekasih-Nya Muhammad, sehingga cinta kepada Rasulullah termasuk kecintaan kepada Allah.

Imam Ibnul Qoyyim berkata : “Semua kecintaan dan pengagungan kepada manusia diperbolehkan hanya karena ikut kepada kecintaan Allah dan pengagungan-Nya, seperti cinta dan pengagungan kepada Rasulullah. Kecintaan tersebut merupakan kesempurnaan dalam mencintai dan mengagungkan Dzat yang mengutusnya. Umatnya mencintai Beliau karena Allah mencintainya. Merekapun mengagungkan dan memuliakan Beliau karena Allah memuliakan-Nya”. (Jala’ Al-Afham : 205)

Dengan demikian, cinta kepada Rasulullah mengharuskan kita untuk mencontoh dan bersikap sama dengan Rasulullah dalam segala hal yang dicintai dan dibencinya. Kita mencintai semua yang dicintai Rasulullah dan membenci semua yang dibenci Beliau, serta ridho dengan semua yang diridhoi Beliau dan marah terhadap semua yang Beliau marah padanya. Kemudian mengamalkan semua tuntutan cinta dan benci tersebut dengan amal perbuatan. (Huququn Nabi : 1/289)

Cinta merupakan sesuatu yang membutuhkan bukti dan memiliki tanda yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kebenaran pengakuan cinta. Karena bila pengakuan tidak diwujudkan dengan bukti, apalah sebuah pengakuan?. Bukti dan tanda-tanda tersebut menunjukkan kecintaan yang hakiki. Semakin banyak memiliki bukti dan tanda tersebut, maka semakin tinggi dan sempurna kecintaannya kepada Rasulullah.

Di antara bukti dan tanda-tanda kecintaan kepada Raslullah sebagai berikut :

1.      Mencontoh dan menjalankan Sunnah Beliau

Mencontoh dan mengikuti Rasulullah serta berjalan di atas cara beragama Beliau merupakan awal tanda cinta Rasul. Seseorang yang mencintai Rasulullah dengan benar adalah yang mengikuti Rasulullah secara lahiriyah dan bathiniyah, selalu menyesuaikan perkataan dan perbuatannya dengan sunnah Rasulullah. Nabi bersabda yang artinya : “ Dan barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka ia telah mencintaiku. Dan barang siapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di surga”.(HR At-Tirmidzi : 2678)

2.      Banyak mengingat dan menyebutnya

Di antara tanda seorang insan mencintai Rasulullah adalah tidak akan membiarkan hari-harinya berlalu begitu saja tanpa mengingat dan menyebut beliau.Tentunya dalam hal yang disyariatkan. Ini menjadi sebab tumbuh dan berkesinambungannya kecintaan. Di antaranya dilakukan dengan :

a          .      Menyampaikan shalawat dan salam kepada Beliau

Allah berfirman,artinya :”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada Beliau”. (QS.Al-Ahzab : 56 ) Maksudnya adalah Allah memuji Beliau di hadapan para Malaikat.Begitu pula mereka bershalawat kepada kepada Beliau. Kemudian Allah memerintahkan kepada para penghuni bumi untuk bershalawat dan mengucapkan salam kepada Beliau, agar berpadu pujian para penghuni langit dan bumi semuanya untuk Beliau. (Tafsir Ibnu Katsir : 3/669 )

Di antara Keistimewaan shalawat ialah termasuk sebab terkabulnya do’a. Rasulullah bersabda yang artinya : “ Setiap do’a akan terhalang (untuk dikabulkan) hingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya”. ( HR. Ath-Thobroni dan dinilai Hasan oleh Syaikh Al-Albani )

b           .      Menyebut keutamaan dan kekhususan sifat, akhlak, dan perilaku yang diberikan Allah kepada Beliau sehingga menjadikan Beliau sebagai contoh

Juga menyebut mukjizat serta bukti kenabian untuk mengenal kedudukan dan martabat Beliau.Dengan demikian, dapat mengenalkan kepada orang lain serta mengingatkannya, sehingga semakin meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Rasulullah.

Imam Ibnul Qoyyim memaparkan : “ Tidak ada yang lebih menyejukkan hati dari pada menyebut serta mengingat sang kekasih dan kebaikan-kebaikannya. Bila hal ini kuat dalam hatinya maka lisannya langsung memuji dan menyebutkan kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangya hal ini sesuai dengan bertambah dan berkurangnya rasa cinta di hatinya”. (Jala’al-Afham : 525)

c         .       Bersikap santun dan beradab dengan Beliau saat menyebut nama atau memanggilnya

Allah berfirman yang artinya : “ Janganlah kamu jadikan panggilan di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sbagian ( yang lain )”. (QS.An-Nuur : 63) 

Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan : “ Adab tertinggi terhadap Rasulullah adalah berhukum dan menerima serta tunduk dan taat hanya kepada Beliau”. (Madarijus Salikin : 2/387)

3.      Berharap untuk melihat Beliau dan rindu berjumpa dengannya

Tanda kecintaan ini dijelaskan oleh Rasulullah dengan sabdanya yang artinya : “ Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup setelahku. Salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku walaupun menebus dengan keluarga dan harta”.( HR. Muslim : 5060 )

4.      Membaca Al-Qur’an,mempelajari, dan memahami maknanya

Al-Qodhi ‘iyadh menyatakan : “ Di antara tanda-tanda mencintai Raslullah adalah mencintai Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya. Beliau mengambil petunjuk dan membimbing ( manusia ) dengannya serta berakhlak dengannya. Sehingga ummul mu’minin ‘Aisyah mengatakan : “ Sesungguhnya akhlak Beliau adalah Al-Qur’an”. ( HR.Muslim ) shahabat yang mulia Abdullah bin mas’ud berkata : “ Apabila seseorang mencintai Al-Qur’an maka berarti ia mencintai Allah dan Rasulnya”. (Huququn Nabi : 1/343)

5.      Mencintai orang yang dicintai Rasulullah

Di antaranya adalah Ahli bait Rasulullah ( kerabatnya ), para istri Beliau, dan para Sahabat beliau.

a.       Ahli Bait ( kerabat )

Syikhul Islam menjelaskan : “ Di antara pokok ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah mencintai Ahli bait Rasulullah dan memberikan loyalitas kepada mereka serta menjaga wasiat Rasulullah. Ahli bait Rasulullah adalah orang yang diharamkan mengambil sedekah”. (Majmu’ Fatawa : 3/307,407)

b.      Para istri Beliau

Ahlus Sunnah wal Jama’ah menjaga keutamaan dan hak-hak mereka serta meyakini mereka tidak sama sperti para wanita lainnya ( QS.Al-Ahzab : 32 ). Allah menjadikan mereka sebagai ibunda kaum mukminin (QS.Al-Ahzab : 6), sehingga diharamkan untuk menikahi mereka setelah Rasulullah wafat (QS.Al-Ahzab : 53).

c.       Para Sahabat beliau

Imam Baihaqi menerangkan: “ Para Sahabat Rasulullah memiliki hak dari kaum muslimin untuk mencintai mereka dan mendekatkan diri kepada Allah dengan kecintaan kepada mereka. Karena bila Allah meridhoi seseorang, maka Dia mencintainya dan wajib atas seseorang hamba untuk mencintai orang yang dicintai Allah”. (Syu’abul Iman :  1/287)

Wallahu A’lam bish Showab                                            

Hifni Nashif Umar Chottob

Sumber Rujukan :
1.      Tafsirul Qur’anil ‘Adzhim karya Al-Hafizh Ibnu Katsir
Majalah Assunnah, Fatawa