infaq

Anda dapat memberikan Donasi/Infaq (untuk penerbitan buletin ini) melalui: BRI Syariah a.n. Ahmad Sukhaemi no. rek. 1014442916

Jumat, 24 Januari 2014

KEUTAMAAN SHALAT DAN ANCAMAN MEREMEHKANNYA

Shalat adalah tiang agama, pemelihara keyakinan, induk segala bentuk pendekatan diri kepada Allah, dan ketaatan yang paling utama. Urusan shalat adalah urusan yang sangat besar. Imam Ibnul Qayyim berkata di dalam kitabnya “Ash-Sholat “, “Umat Islam tidak berselisih pendapat bahwa meninggalkan shalat dengan sengaja adalah termasuk dosa-dosa besar yang paling besar, dan bahwa dosanya lebih besar di sisi Allah daripada dosa membunuh jiwa, mengambil harta, dosa zina, mencuri, dan minum khamar. Dan sesungguhnya dia akan berhadapan dengan siksaan Allah, kemurkaan-Nya dan kehinaan di dunia dan di akhirat.”


Karena itu nash-nash dari Al Qur’an dan tafsirnya, hadits-hadits Rasulullah, serta atsar (ucapan sahabat dan tabi’in) yang menyebutkan tentang keutamaan shalat, hukum meninggalkannya, haramnya untuk mengakhirkan dari waktunya, dan meninggalkan shalat berjamaah perlu dipahami.Selamat menyimak.

Keutamaan Shalat

Ada beberapa keutamaan shalat diantaranya :

1.    Hanya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.

2.    Sholat adalah penolong bagi orang yang menegakkannya.

3.    Alloh menjanjikan memasukkan ke dalam surga bagi orang yang mengerjakan shalat, dan mengadzab bagi orang yang meninggalkan shalat.

  1. Sholat itu melebur dan membersihkan dosa-dosa.
  2. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar

Keutamaan shalat di atas ditegaskan dalam:
1. Firman Alloh dalam surat An Nisa’ : 103.
   Artinya,”Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan  waktunya atas orang-orang yang beriman.”

2. Firman Alloh dalam surat Al Baqarah: 45.
 Artinya,”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya     yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.”

3. Hadits Rasulullah  yang diriwayatkan dari   Ubadah bin  Shamit :
   Artinya,”Ada lima shalat yang Allah wajibkan kepada hamba-hamba-Nya, barang siapa yang mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena mengganggap remeh akan haknya maka Allah memberikan janji akan memasukkannya ke dalam surga. Dan barang siapa yang tidak mengerjakannya maka Allah tidak memberikan janji kepadanya, jika berkehendak maka Allah akan mengadzabnya dan jika berkehendak, maka Dia akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i dishahihkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Al-Ihya 2/70).

4.Hadits Rasulullah dari Jabir -rodhiyallahu ‘anhu- :
Artinya : “Perumpamaan shalat-shalat lima waktu adalah seperti sebuah sungai jernih  yang mengalir di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian. Dia mandi di sana setiap hari sebanyak lima kali, maka apakah kalian melihat akan ada kotoran yang tersisa padanya?” Para shahabat menjawab,”Tentu tidak ada.” Maka Rasulullah bersabda,”Maka sesungguhnya shalat lima waktu itu akan membersihkan dosa-dosa sebagaimana air yang membersihkan kotoran.” (HR Muslim juz 1, hadist no,667. Bukhari no 528).

5.Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar ( Al-Ankabut : 45)

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa  hukuman  bagi orang yang meninggalkan  shalat pada hari kiamat adalah sangat buruk dan mengerikan. Allah telah memberitahukan tentang orang-orang yang menghuni neraka (saqar) dalam firmannya di dalam surat Al-Mudatstsir 42-43.Artinya ,”Apakah yang memasukkan kamu ke dalam saqar (neraka)? Mereka menjawab,”Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”

            Rasulullah bersabda ,”Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuraan adalah meninggalkan shalat.”(HR Muslim).

            Imam At-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abdullah bin Syafiq  al-Uqaili ra dia berkata,”Dahulu para shahabat Rasulullah tidak pernah memandang adanya suatu perbuatan yang jika ditinggalkan merupakan kekufuran selain daripada shalat.

Allah berfirman tentang keadaan orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya dalam surat Al Maaun :4-5.Artinya,”Maka wail(kecelakaanlah) bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.”

            Atho’ Ibnu Yasar berkata,”Al Wail adalah sebuah lembah di neraka jahannam yang andaikan gunung dilemparkan di sana maka akan luluh lantah karena begitu panasnya. Sedangkan Ibnu Abbas ra  berkata,”Wail adalah sebuah lembah di jahannam, yang jahannam meminta sebagian panas kepadanya, dan ia merupakan tempat tinggal orang-orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya (Al-Kabair Imam Adh Dhahabi hal 13).

            Al-Hasanul Bashri ditanya tentang firman Allah dalam surat Al Maaun :
4-5, maka beliau menjawab,”Dia adalah orang yang lalai dari waktu shalat sehingga keluar dari waktunya.

 Berkata pula Wahab bin Munabbih, ”Sungguh mengherankan keadaan manusia, mereka menangis terhadap orang yang mati jasadnya, tetapi mereka tidak pernah menangis terhadap orang yang mati hatinya.” Yang dia maksudkan dengan mati hatinya yaitu meninggalkan shalat.

Dari Buraidah ra, Aku mendengar Rasulullah bersabda,” Perjanjian antara kami dan antara mereka (orang munafik) adalah shalat, barang siapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”(HR Ahmad,Abu Dawud, an-Nasai, dan at-Tirmidzi, dia berkata,” Hasan shahih.”)

            Diriwayatkan dari Syuraik dari Ashim dan Abi Wail dari Abdullah dia berkata,”Rasulullah bersabda,”Amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba adalah shalat, dan perkara pertama kali yang akan diputuskan di antara manusia adalah urusan darah.”(HR an Nasai dan ath-Thabrani).

            Wahai orang yang meninggalkan shalat, apakah kelak yang akan engkau katakan kepada Allah jika Dia bertanya tentang shalat yang merupakan pertanyaan yang pertama. Kali untukmu? Maka apakah akan diterima amal-amalmu sebaik apa pun jika engkau menjawab,”Aku tidak melakukan shalat.” Lihatlah wahai orang yang telah menyia-nyiakan hak Allah sabda Nabi  dari Buraidah, ”Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar maka telah terputus seluruh amalannya.” Dalam riwayat Muslim disebutkan,”Seakan-akan keluarga dan hartanya lenyap.”(HR Muslim juz 1,  no. 626 ).
Maka apakah yang tersisa untukmu wahai orang yang meninggalkan seluruh shalat ! Apakah akan tersisa bagimu suatu amal shalih? Renungkanlah wahai orang yang menyia-nyiakan hak Allah dan meninggalkan shalat.?

            Maka keadaan mereka pada hari kiamat, yakni orang-orang yang tidak mau bersujud kepada Allah Rabb sekalian alam. Kepala mereka akan dilempar dengan  batu besar hingga remuk, dan itu akan dilakukan berulang-ulang kepada setiap kepala yang tidak mau bersujud kepada Allah Rabbul alamin.Lihat dan renungkanlah firman Alloh Ta’ala dalam surat Maryam : 59,”Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan (ghoy).”

Ibnu Abbas berkata,”Makna menyia-nyiakan shalat dalam ayat ini bukanlah meninggalkannnya secara total tetapi mengakhirkan shalat dari waktunya (Al-Kabair : Al Imam Ad-Dzahabi : 12 ). .Lihatlah saudaraku semoga Allah memberikan rahmat kita semua. Hanya dengan mengakhirkan shalat dari waktunya saja maka Allah mengancam pelakunya dengan ghoy (kesesatan). Tahukah anda apakah yang dimaksud dengan ghoy? Ghoy adalah menyimpang dari jalan yang lurus atau tersesat. Apa pula pendapat anda semua dengan orang yang  meninggalkan shalat secara total?

Hukum Meninggalkan Shalat Berjamaah

            Setelah kita mengetahui tentang hukum meninggalkan shalat, maka perlu kita ketahui pula bahwasanya Rasulullah pun telah memperingatkan kita dari meningalkan shalat berjamaah.

 Imam Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At Tirmidzi telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda,”Sungguh aku akan memerintahkan para pembantuku, agar mereka mengumpulkan untukku satu ikat kayu bakar, kemudian aku akan mendatangi suatu kaum yang melakukan shalat di rumah-rumah mereka padahal mereka tidak mempunyai udzur, maka aku akan membakar rumah-rumah mereka itu.” Lalu dikatakan kepada Yazid dan ia adalah anak seorang yang tuli,”Apakah Jum’at yang dimaksudkan atau selainnya?’Maka dia menjawab.”Semoga tuli kedua telingaku jika aku tidak mendengar Abu Hurairah meriwayatkan sendiri dari Rasulullah  dan beliau tidak menyebutkan Jum’at dan tidak pula selainnya.”

            Rasulullah memberikan ancaman berupa dibakar rumahnya bagi orang yang disibukkan dari shalat berjama’ah. Rasulullah juga tidak memberikan perhatian terhadap sesuatu, kecuali dalam hal yang tidak boleh dikerjakan. Ancaman ini sangatlah besar, dan tidak akan merasa ngeri dengan ancaman tersebut kecuali orang-orang yang bertaqwa dan berhati bersih.

            Diriwayatkan dari Amr Ibnu Maktum dia berkata,”Wahai Rasulullah aku adalah orang yang kesulitan dan rumahku jauh (dari masjid). Sementara penunjuk jalanku tidak bisa selalu menyertaiku, maka apakah ada keringanan bagiku untuk melakukan shalat di dalam rumah?” Beliau menjawab,”Apakah engkau mendengarkan panggilan (adzan)?” Dia menjawab,”Ya.” Maka Rasulullah bersabda,”Aku tidak mendapatkan adanya rukhsah bagimu.” (HR Akhmad, Abu Dawud,Ibnu Majah, dan Muslim dari Abu Hurairah ra (juz 1, no 653 ).

Rasulullah tidak memberikan kelonggaran sedikitpun meskipun kepada orang yang buta, padahal beliau mendapat julukan dari Allah sebagai ra’ufur rahim (lembut dan penuh kasih sayang). Sehingga tidak ada rukhsah (keringanan) untuk meninggalkan shalat berjamaah padahal mungkin saja orang buta tersebut akan mendapati gangguan dan kesulitan di jalanan. Selagi mendengarkan panggilan adzan maka tidak ada rukhsah bagi setiap orang untuk meninggalkan shalat berjamaah. Apalagi pada saat ini, begitu banyak pengeras suara dan arloji penunjuk waktu, maka semakin bertambah hujjah atas kita semua. Tidak ada seorangpun saat ini yang tidak mendengar adzan, maka apa hujjah yang akan kita kemukakan kelak dihadapan Allah pada hari kiamat?.
  
Keadaan salafus shalih dalam urusan shalat

Pada suatu hari Umar bin Khattab keluar menuju kebun miliknya. Ketika pulang, didapati orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat Ashar. Maka Umar berkata pada dirinya seraya mengucapkan istirja’ “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un aku ketinggalan shalat Ashar berjama’ah.Aku bersaksi kepada kalian bahwa kebunku aku sedekahkan untuk orang-orang miskin sebagai kaffarah (penebus kesalahan) yang telah dilakukan Umar.” (Al-Kaba’ir :23 ).

Ibnu Umar berkata, ”Kami (para sahabat) jika mendapati seseorang tidak melakukan shalat isya’ dan subuh berjama’ah maka kami berprasangka kepadanya bahwa dia telah munafiq (Al-Kaba’ir :23 ).

Dari Ibnu Umar- bahwasanya ia berada di pasar, kemudian (azan) di kumandangkan, maka orang-orang pasar menutup kedai-kedai mereka kemudian masuk masjid. Lalu Ibnu Umar berkata,”Berkenaan dengan mereka itulah turun ayat ini.”( QS An Nur:37 : Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah) (HR Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir. Dibawakan juga oleh Imam Suyuti di dalam Durrotul Mantsur juz 5/52, lihat Tafsir Ibnu Katsir juz 6/78).

Abu Darda menuturkan, “Aku berdiri di depan laci ini berjual beli, aku mendapatkan laba tiga ratus dinar setiap hari, aku selalu menghadiri sholat berjamaah di masjid setiap hari. Maka aku tidak mengatakan bahwa yang demikian itu tidak halal, akan tetapi aku ingin termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Allah dalam firmannya,” Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah.” (QS An Nur : 37) (HR Ibnu Abi Hatim dibawakan Imam Suyuti di dalam Durrotul Mantsur juz 5/52, lihat Tafsir Ibnu Katsir juz 6/78).

Oleh  Abu Salman Tanzilul Furqon