infaq

Anda dapat memberikan Donasi/Infaq (untuk penerbitan buletin ini) melalui: BRI Syariah a.n. Ahmad Sukhaemi no. rek. 1014442916

Jumat, 07 Maret 2014

FITNAH DAN ADZAB KUBUR MENANTI ANDA (Bagian Kedua)

Fitnah Kubur

Fitnah secara bahasa berarti ujian (ikhtibaar), sedangkan secara istilah fitnah kubur adalah pertanyaan yang ditujukan kepada mayit tentang Rabb, Agama dan Nabinya. Hal ini benar berdasarkan Al-Qur’an dan As- Sunnah. (Lihat Syarah Lum’atul I’tiqod hal 67, syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)

Seorang mayit yang telah selesai dikuburkan dan dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan.

Pertanyaan pertama, “Man Robbuka?” … Siapakah Rabbmu?
Kedua, “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu?
Ketiga, “Wa maa hadza ar-rajulu lladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?

Tiga pertanyaan inilah yang disebut dengan fitnah kubur. Oleh karena itu, tiga pertanyaan pokok ini merupakan masalah besar dan mendesak untuk diketahui. Wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui, meyakini dan mengamalkan hal ini, baik secara lahir maupun batin. Tidak seorang pun dapat beralasan untuk tidak mengetahui tiga hal tersebut dan tidak mempelajarinya. Bahkan ketiga hal ini harus dipelajari sebelum hal lain.

Tiga pertanyaan ini juga awal dari nikmat dan siksaan di alam kubur. Orang-orang yang bisa menjawab adalah orang-orang yang paham, yakin dan mengamalkannya selama hidup sampai akhir hayat dan meninggal dalam keimanan. Seorang mukmin yang bisa menjawab ketiga pertanyaan, maka dia akan memperoleh nikmat kubur. Adapun orang kafir yang tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.

Allah Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur’an surah Ibrahim : 27, yang artinya, “Allah Meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah akan Menyesatkan orang-orang yang dzalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”

Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud dengan “ucapan yang teguh” adalah seorang mukmin akan teguh di atas keimanan dan terjaga dari syubhat dan ia akan terjaga di atas keimanan. Sedangkan di akhirat, ia akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah (dalam keadaan beriman) dan bisa menjawab tiga pertanyaan.

telah disebutkan bahwa seorang yang kafir akan disiksa karena tidak bisa menjawab ketiga pertanyaan. Akan tetapi, bukan berarti seorang mukmin pasti akan terlepas dari adzab kubur. Seorang mukmin bisa saja diadzab disebabkan maksiat yang dilakukannya, kecuali bila Allah mengampuninya.

Syaikh Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad Ath Thahawi berkata dalam kitabnya Aqidah Ath-Thahawiyah, “Kita mengimani adanya adzab kubur bagi orang yang berhak mendapatkannya, kita mengimani juga pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir kepadanya di dalam kubur tentang Rabb, agama, dan Nabinya berdasar kabar dari Rasulullah serta para sahabat. Alam kubur adalah taman-taman jannah atau kubangan Naar.”

Apakah Adzab Kubur terjadi terus-menerus atau kemudian berhenti ?

Maka jawaban untuk pertanyaan ini ada dua macam:

Pertama, untuk orang kafir yang tidak bisa menjawab ketiga pertanyaan, maka adzab berlangsung terus-menerus. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang artinya, “Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (Dikatakan pada malaikat): Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.” (QS. Ghafir: 46)

Demikian juga dalam hadits Al Barra’ bin ‘Azib tentang kisah orang kafir, “Kemudian dibukakan baginya pintu Naar sehingga ia dapat melihat tempat tinggalnya di sana hingga hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad)

Kedua, untuk para pelaku maksiat yang ringan kemaksiatannya, maka adzab hanya berlangsung beberapa waktu kemudian berhenti. Mereka disiksa sebatas dosanya, kemudian diberi keringanan. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)

Mengapa Siksa Kubur Tidak Dinampakkan?

Merupakan hikmah mengapa Allah Subhanhu Wa Ta'ala tidak menampakkan siksa kubur bagi manusia adalah:

1. Untuk menutupi aib mayit
2. Untuk menenangkan keluarga mayit
3. Sebagai kasih sayang kepada manusia
4. Untuk menguji keimanan seorang terhadap masalah ghoib

Jenis-Jenis Siksa Azab Kubur

1. Dipukul dengan palu besi sehingga berteriak keras

“Dari Anas dari Nabi Muhammad , Beliau bersabda (artinya): “Seorang hamba apabila dipendam di kuburnya, dan orang-orang yang mengantarnya telah berpaling meninggalkannya, maka dia mendengar suara sandal mereka. Lalu datanglah dua malaikat kemudian menyuruhnya duduk seraya bertanya padanya: Apa yang kamu katakan tentang Muhammad? Dia menjawab: Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rosul-Nya, maka dikatakan padanya: Lihatlah calon tempat mu di neraka telah diganti oleh Allah tempat di surga. Nabi Muhammad bersabda (artinya): Maka dia melihat keduanya. Adapun orang kafir atau munafik maka dia menjawab: Saya tidak tahu, aku mengatakan apa yang diucapkan manusia. Lalu dikatakan padanya: “Kamu tidak tahu, kemudian dia dipukul dengan palu dari besi satu pukulan di antara dua telinganya, sehingga dia berteriak dengan teriakan yang bisa didengar oleh sekitarnya kecuali jin dan manusia.” 

(HR. Bukhori 1273, 1308 dan Muslim 2870.)

2. Dihimpitkan kuburnya

“Dari Baro’ bin Azib berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (artinya): “…Adapun orang kafir, maka dia dikembalikan ruhnya dan didatangi dua malaikat dan menyuruhnya duduk seraya mengatakan: Siapa Robbmu? Dia menjawab: Ha, ha, ha, saya tidak tahu. Malaikat bertanya: Apa agamamu? Dia menjawab: Ha, ha saya tidak tahu. Malaikat bertanya lagi: Siapakah lelaki yang diutus kepadamu? Dia menjawab: Ha, ha saya tidak tahu. Maka ada seruan dari langit: Hamba ini berdusta, maka bentangkan tempat untuknya dari neraka dan pakaikan untuknya ……………dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke neraka. Akhirnya datanglah kepadanya udara panas lagi beracun dan dihimpit kan baginya kuburannya hingga bengkok semua tulangnya. Dalam hadits Jarir ada tambahan: “Kemudian diutus kepadanya seorang yang buta dan tuli dengan membawa alat pukul dari besi yang seandainya dipukul kan ke gunung maka dia menjadi tanah. Setelah itu dia dipukul sehingga dia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh Jin dan manusia sehingga dia menjadi tanah.

(HR. Abu Dawud 2/281, al-Hakim 1/37-40, ath-Thoyyalisi: 753, Ahmad 4/287, 288, 295, 296, al-Ajurri dalamasy-Syari’ah 367-370, Nasai’ 1/282, Ibnu Majah 1/469-470, Abu Dawud 2/70, Ahmad 4/297, dishohihkan al-hakim)

3. Digigit ular berbisa

“Dari Abu Hurairah dari Rasulullah, Beliau bersabda (artinya): Sesungguhnya seorang mukmin di kuburnya dalam taman yang hijau dan diluaskan kuburnya tujuh puluh hasta, dan diberi penerang seperti malam bulan purnama. Tahukah kalian tentang apakah ayat ini turun? “Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha [20]: 123-124) Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: “Adzab orang kafir di kuburnya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dia akan diserang oleh sembilan puluh sembilan tinnin, tahukah kalian apa itu tinnin? Tujuh puluh ular, setiap ular memiliki tujuh kepala yang menghisapnya hingga hari kiamat.”( HR.Ibnu Hibban dalam shahihnya 3122,Al-Baihaqi dalam bab Adzabul qobri 68,Abu ya’la dalam musnadnya 6644 dan Ath-Thobari menyebutkan dalam tafsirnya 18/394)

Sebab-sebab yang Akan Menyelamatkan Dari Azab Kubur

Setelah memberitahukan dahsyatnya azab kubur & sebab-sebab yang akan menyeret ke dalamnya, baik melalui firman-Nya ataupun melalui lisan Rasulullah yang mulia, dgn rahmat & keutamaan-Nya, Allah juga memberitahukan amalan-amalan yang akan menyelamatkan dari azab kubur tersebut.

Al-Imam Ibnul Qayyim berkata: “Sebab-sebab yang akan menyelamatkan seseorang dari azab kubur terbagi menjadi dua:

1. Sebab-sebab secara global

Yaitu dengan menjauhi seluruh sebab yang akan menjerumuskan ke dalam azab kubur sebagaimana yang telah disebutkan.

Sebab yang paling bermanfaat adalah seorang hamba duduk beberapa saat sebelum tidur untuk mengevaluasi dirinya: apa yang telah dia lakukan, baik perkara yang merugikan maupun yang menguntungkan pada hari itu. Lalu dia senantiasa memperbarui taubatnya yang nasuha antara dirinya dengan Allah, sehingga dia tidur dalam keadaan bertaubat dan berkemauan keras untuk tak mengulanginya bila nanti bangun dari tidurnya. Dia lakukan itu setiap malam. Maka, apabila dia mati (ketika tidurnya itu), dia mati di atas taubat. Apabila dia bangun, dia bangun tidur dalam keadaan siap untuk beramal dengan senang hati, karena Allah menunda ajalnya hingga dia menghadap Rabbnya dan berhasil mendapatkan segala sesuatu yang terluput. Tidak ada perkara yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba daripada taubat ini. Terlebih lagi bila dia berzikir setelah itu dan melakukan sunnah-sunnah yang datang dari Rasulullah ketika dia hendak tidur sampai benar-benar tertidur. Maka, barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Allah akan berikan hidayah taufik untuk melakukan hal itu. Dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

2. Sebab-sebab terperinci
Di antaranya:

a. Ribath siang dan malam.

Dari Fadhalah bin Ubaid, Rasulullah bersabda:

Setiap orang yang mati akan diakhiri atau diputus amalannya, kecuali orang yang mati dalam keadaan ribath (berjaga di perbatasan wilayah kaum muslimin) di jalan Allah. Amalannya akan dikembangkan sampai datang hari kiamat dan akan diselamatkan dari fitnah kubur.” (HR. At-Tirmidzi 1621 dishahihkan oleh al-Albani)

b. Mati syahid

Dari Ubadah bin Ash-Shamit, dari Nabi Beliau bersabda :

Orang yang mati syahid akan mendapatkan enam keutamaan di sisi Allah: diampuni dosa-dosanya dari awal tertumpahkan darahnya, akan melihat calon tempat tinggalnya di surga, akan diselamatkan dari azab kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang sangat besar, diberi hiasan dengan hiasan iman, dinikahkan dengan bidadari, dan akan diberi kemampuan untuk memberi syafaat kepada 70 orang kerabatnya.” (HR. At-Tirmidzi 1663, Ibnu Majah 2799. Al-Albani berkata dlm Ahkamul Jana’iz bahwa sanadnya hasan)

c. Membaca surat Al-Mulk

Dari Ibnu Abbas , Rasulullah bersabda (artinya):

Dia (surat Al-Mulk) adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang akan menyelamatkan pembacanya dari azab kubur.” (HR. At-Tirmidzi 2890, lihat Ash-Shahihah no. 1140)

[dinukil dari Ar-Ruh dengan sedikit perubahan]

Wallahu a’lam bish showab.

Ust. Abu Nafi’ Al-Abroriy

-----------------------------------------

Hadirilah Kajian Umum

Bersama ust.Tonari dari ponpes Minhajul Muslim Subang

Dengan tema : Durhakanya Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Waktu : Ahad,16 maret 2014

Tempat : Ma’had Tahfidzul Qur’an Imam Syafi’i